twitter

Seorang petani memutuskan bahwa sudah waktunya  ia  menikah.
Maka  ia  pergi ke kota naik keledainya untuk mencari istri.

Pada waktunya ia  menemukan  seorang  wanita,  yang  menurut
pikirannya akan menjadi istri yang baik, dan mereka menikah.


Sesudah  upacara,  mereka berdua mengendarai keledai itu dan

kembali ke tempat pertanian mereka.  Sesudah  beberapa  saat
keledai itu berhenti dan tidak mau berjalan lagi. Petani itu


turun dan mulai memukuli keledai itu  dengan  batang  besar,
sampai keledai itu mau berjalan lagi.


"Ini satu," kata petani itu.


Beberapa  kilometer  kemudian, keledai itu berhenti lagi dan

sekali lagi petani itu turun dan memukuli keledai itu sampai
mau berjalan lagi. "Ini dua," kata petani itu.


Beberapa kilometer kemudian, keledai itu berhenti lagi untuk

ketiga  kalinya.  kali  ini  petani  itu  turun,  menurunkan
istrinya,  mengambil  pistolnya  dan menembak kepala keledai

itu hingga mati seketika.


"Kau tolol, bengis," teriak istrinya. "Keledai itu  binatang
yang  kuat, baik dan berguna untuk usaha pertanian kita. Dan

dalam ledakan amarahmu, kaubinasakan  dia.  Seandainya  saya
tahu  bahwa  engkau  orang yang tidak punya hati, saya tidak

pernah akan nikah dengan engkau ..." dan seterusnya,  sampai
kira-kira sepuluh menit.


Petani itu terus mendengarkannya sampai ia berhenti. Lalu ia

berkata, "Ini satu."


Kisah selanjutnya, sesudah itu mereka hidup bahagia.


                     (DOA SANG KATAK 2, Anthony de Mello SJ,
                        Penerbit Kanisius, Cetakan 12, 1990)
Selasa, 25 Januari 2011 | 0 comments | Labels:

0 comments:

Posting Komentar